7 Resiko Root Android - Apakah Berbahaya?
Android dikala ini sudah mempunyai performa yang betul-betul berkembang pesat. Perkembangan ini dimulai dikala dari gres mulai terkenal hingga sekarang. Harga yang ditawarkan pun semakin usang semakin murah untuk spesifikasi yang cukup mumpuni.
Teringat lagi dikala jaman gres muncul, hitungan speed Processor Android dikala itu masih Mhz. Lalu pada tahun 2012-2013, HP-HP Android low-end hingga kelas mainstream sudah banyak memperlihatkan Processor Dual-core dengan speed diatas 1 Ghz.
Lalu dikala ini, HP Quad-core hingga Octa-core sudah berkembang dan berada di kisaran harga yang relatif murah.
Lalu, apakah HP murah tadi kencang performanya? Sebenarnya tidak juga. Karena seiring perkembangan spek, aplikasi-aplikasi yang ada juga ikut berkembang sehingga mau dulu atau kini pun mungkin tidak jauh bedanya.
Dan kesannya untuk orang-orang pemegang HP low-end (Termasuk saya) mulai mengoptimalisasi HP-nya dengan bermacam-macam cara. Dan tentunya meningkatkan secara optimal ini kebanyakan membutuhkan akses root.
Root, ialah sebuah proses yang menciptakan pengguna smartphone atau tablet bersistem operasi Android mempunyai terusan yang full untuk mengubah atau memodifikasi sistem Android mereka.
Root biasanya digunakan oleh orang-orang yang bahagia mengotak-atik HP, ingin mempercantik tampilan, hingga mendapat performa yang lebih baik sebelumnya.
Dengan root, kita sanggup mengubah-ubah settingan sistem, bahkan mengganti ROM bawaan Android (Disebut custom rom).
Tapi untuk dikala ini, tidak hanya pengguna HP low-end saja. Pengguna HP atau tablet high-end pun sudah sangat banyak yang me-root gadget mereka.
Saya sendiri dikala pertama kali memegang HP Android, eksklusif mengotak-atik, melaksanakan root dan menginstall custom ROM di HP saya. Hasilnya memang cukup memuaskan.
Oh iya, bahkan kini juga banyak yang bilang, "HP ga di root itu ga enak, gitu-gitu aja" atau "HP yang ga di root itu ngga gurih". Nah, yang bilang gini terutama buat yang hobi modifikasi menyerupai yang saya sebut tadi hehe.
Tapi root itu bukan tanpa resiko. Banyak resiko-resiko yang didapat kalau teman melaksanakan root. Resikonya ada yang ringan, ada juga yang berat.
Dan untuk teman yang tertarik untuk melaksanakan root, maka teman wajib membaca goresan pena ini hingga habis untuk menambah pengetahuan teman perihal root.
Lalu apa saja resiko root? Berikut pembahasannya:
Ini salah..
Kaprikornus untuk yang HP-nya digunakan urusan pekerjaan, saran saya lebih baik jangan di root.
Banyak sekali vendor smartphone, terutama vendor-vendor raksasa yang mengatakan update sistem operasi atau kemanan secara bersiklus pada ROM bawaan mereka. Update ini ditujukan untuk memperbaiki bug serta memperstabil ROM yang dipakai.
Teringat lagi dikala jaman gres muncul, hitungan speed Processor Android dikala itu masih Mhz. Lalu pada tahun 2012-2013, HP-HP Android low-end hingga kelas mainstream sudah banyak memperlihatkan Processor Dual-core dengan speed diatas 1 Ghz.
Lalu dikala ini, HP Quad-core hingga Octa-core sudah berkembang dan berada di kisaran harga yang relatif murah.
Lalu, apakah HP murah tadi kencang performanya? Sebenarnya tidak juga. Karena seiring perkembangan spek, aplikasi-aplikasi yang ada juga ikut berkembang sehingga mau dulu atau kini pun mungkin tidak jauh bedanya.
Dan kesannya untuk orang-orang pemegang HP low-end (Termasuk saya) mulai mengoptimalisasi HP-nya dengan bermacam-macam cara. Dan tentunya meningkatkan secara optimal ini kebanyakan membutuhkan akses root.
Apa itu root?
Root, ialah sebuah proses yang menciptakan pengguna smartphone atau tablet bersistem operasi Android mempunyai terusan yang full untuk mengubah atau memodifikasi sistem Android mereka.
Root biasanya digunakan oleh orang-orang yang bahagia mengotak-atik HP, ingin mempercantik tampilan, hingga mendapat performa yang lebih baik sebelumnya.
Dengan root, kita sanggup mengubah-ubah settingan sistem, bahkan mengganti ROM bawaan Android (Disebut custom rom).
Apa saja resiko root Android?
Tapi untuk dikala ini, tidak hanya pengguna HP low-end saja. Pengguna HP atau tablet high-end pun sudah sangat banyak yang me-root gadget mereka.
Saya sendiri dikala pertama kali memegang HP Android, eksklusif mengotak-atik, melaksanakan root dan menginstall custom ROM di HP saya. Hasilnya memang cukup memuaskan.
Oh iya, bahkan kini juga banyak yang bilang, "HP ga di root itu ga enak, gitu-gitu aja" atau "HP yang ga di root itu ngga gurih". Nah, yang bilang gini terutama buat yang hobi modifikasi menyerupai yang saya sebut tadi hehe.
Tapi root itu bukan tanpa resiko. Banyak resiko-resiko yang didapat kalau teman melaksanakan root. Resikonya ada yang ringan, ada juga yang berat.
Dan untuk teman yang tertarik untuk melaksanakan root, maka teman wajib membaca goresan pena ini hingga habis untuk menambah pengetahuan teman perihal root.
Lalu apa saja resiko root? Berikut pembahasannya:
1. Root menghilangkan garansi smartphone / tablet
Yang pertama pastilah tidak abnormal atau setidaknya pernah dengar resiko pertama ini. Root akan menghilangkan garansi dari smartphone / tablet yang teman gunakan.
Ini lantaran kita mengubah terusan sistem menjadi full, yang beresiko untuk merusak sistem-sistem bawaan (akan dijelaskan di poin-poin selanjutnya), dimana kebanyakan vendor smartphone / tablet, tidak mau mengambil resiko hanya untuk memperbaiki HP / Tablet yang rusak lantaran root (bisa-bisa rugi).
Tapi apakah semua vendor tidak mengizinkan produknya di root?
Tentu saja tidak. Ada beberapa vendor smartphone / tablet yang mengizinkan produknya di-root. Ada yang bebas, dan kadang ada juga yang mempunyai persyaratan tertentu.
Nah, untuk duduk masalah garansi sendiri sanggup kembali lagi kalau HP yang di root tadi di unroot.
Unroot merupakan sebuah proses untuk menghilangkan terusan full pada sistem Android menjadi terbatas kembali menyerupai sedia kala. Dan 'katanya' sih unroot itu sanggup mengembalikan garansi HP yang tadinya di root.
Tapi saya belum tahu pasti, lantaran saya belum pernah mengalami HP yang di root rusak kemudian masuk service center.
2. Proses root berpotensi merusak sistem
Pada beberapa kasus, proses rooting juga sanggup berpotensi merusak sistem. Apalagi kalau tatacara rootnya tidak tepat. Rusak disini biasanya ialah bootloop.
Bootloop, merupakan kerusakan dimana Android tidak sanggup masuk ke sistem, melainkan hanya stuck di logo dan terus berulang-ulang tanpa henti (looping).
Tapi untuk resiko ini, teman sanggup tenang. Karena asal cara rootnya tepat, potensi rusak menyerupai ini sangat jarang.
3. Root sanggup menjadikan Android tidak stabil
Kalau ada yang bilang mending di root supaya Android lebih cepat dan stabil, maka itu salah. Android yang di root kemudian di kustomisasi tapi tidak benar, justru sanggup menciptakan Android jadi semakin lambat.
Contoh mudahnya menyerupai pemasangan tweak yang salah yang justru akan memberatkan kinerja HP.
Contoh lainnya menyerupai custom rom.
Untuk memasang custom rom, maka kita butuh terusan root terlebih dahulu. Nah, banyak yang berpikir bahwa custom rom itu lebih cepat dan stabil di banding rom bawaan alias stock rom..
Kebanyakan stockrom sudah diatur sedemikian rupa oleh pabrik semoga kinerjanya stabil dan ringan. Karena kalau tidak, niscaya banyak pengguna yang komplain soal beratnya kinerja handphone.
Tapi ada kasus-kasus HP BM (bl@kmarket) dimana ROM bawaannya tidak stabil.
Tapi tidak saya bahas disini. Daripada HP BM, Mending yang resmi-resmi aja ya sobat.
Tapi ada kasus-kasus HP BM (bl@kmarket) dimana ROM bawaannya tidak stabil.
Tapi tidak saya bahas disini. Daripada HP BM, Mending yang resmi-resmi aja ya sobat.
4. Keamanan menurun ialah salah satu resikonya
Lanjut lagi, kini duduk masalah keamanan. Praktis saja, logikanya lantaran terusan sistem yang jadi tidak terbatas, akan memberi celah kepada program-program ilegal (baca: virus) untuk merusak sistem.
Walaupun bantu-membantu untuk masalah sistem rusak masih jarang. Tapi yang sering ditemui ialah virus-virus iklan yang kadang kala muncul tiba-tiba.
Tapi yang paling ancaman bukan ini..
Android, biasanya digunakan untuk menyimpan informasi-informasi pribadi, atau juga untuk banking.
Resiko lain disini, ialah bukan mustahil ada kegiatan ilegal yang memata-matai HP kita yang menjadikan tercurinya data-data gosip pribadi (kejahatan cyber).
[: Cara melihat password wifi yang tersimpan di Android]
[: Cara melihat password wifi yang tersimpan di Android]
Kaprikornus untuk yang HP-nya digunakan urusan pekerjaan, saran saya lebih baik jangan di root.
5. Beresiko duduk masalah update sistem
Nah, kalau Android di root, akan ada kemungkinan terjadi kerusakan akhir update sistem ini.
[: Cara Percepat Koneksi Wifimu hingga berkali-kali lipat]
[: Cara Percepat Koneksi Wifimu hingga berkali-kali lipat]
Biasanya ini terjadi akhir ketidak cocokan file sistem yang diupdate akhir modifikasi sesudah root.
Kaprikornus intinya, kalau di root = tidak sanggup update sistem (walau tidak selalu).
Membaca pembahasan diatas, tertera 7 poin resiko ancaman rooting Android. Tapi bantu-membantu apakah rooting berbahaya?
Kaprikornus intinya, kalau di root = tidak sanggup update sistem (walau tidak selalu).
6. Ada aplikasi bawaan smartphone yang mati / rusak
Di beberapa kasus, ada smartphone yang fitur atau aplikasi bawaan jadi error / rusak. Untuk poin ini, kejadiannya tidak mengecewakan sering untuk banyak brand smartphone.
Rusak aplikasi bawaan ini, misalnya alarm yang rusak (tidak berfungsi) sesudah di root. Atau kamera. Ada tipe smartphone yang ketika di root, kameranya jadi unable atau hanya muncul warna-warni menyerupai pelangi.
Ngomong-ngomong tipe smartphone yang saya pakai juga punya duduk masalah menyerupai ini sesudah di root. Mengembalikannya susah..
7. Android mati (brick)
Yang terakhir ialah masalah Android mati. Kondisi ini, dimana Android tidak memperlihatkan gejala menyala sama sekali. Ada juga yang hanya memperlihatkan tanda getar atau sedikit suara. Tapi layar tidak menyala sama sekali.
Kalau sudah begini, maka mau tidak mau harus dilakukan flashing ulang kalau ingin menyala lagi.
Untuk yang lebih parah lagi, ada kerusakan emmc yang disebabkan lantaran seringnya menginstall-install custom ROM. Kalau terjadi kerusakan di komponen ini, smartphone jadi tidak sanggup di flash.
Dan kalau mau di flash, maka harus ganti dulu emmcnya seharga ratusan ribu. Kebayang kalau HP yang digunakan jenis usang yang harga bekasnya hanya selisih sedikit kan?
Apakah rooting Android berbahaya?
Membaca pembahasan diatas, tertera 7 poin resiko ancaman rooting Android. Tapi bantu-membantu apakah rooting berbahaya?
Ya! relatif berbahaya tapi hanya untuk pemula.
Jika teman belum pengalaman memegang HP android, disarankan jangan melaksanakan root. Karena teman tidak tahu duduk masalah apa yang suatu dikala akan dihadapi akhir rooting android ini.
Beda lagi kalau sudah pengalaman. Rooting android justru berbagai memberi keuntungan. Contohnya, kita sanggup memindahkan data dari internal memory ke SD card.
Opsi backup jauh lebih baik, lantaran rata-rata aplikasi backup butuh terusan root. Terutama untuk backup aplikasi-aplikasi berkapasitas besar.
Makanya menyerupai yang saya bilang tadi, ialah istilah 'sayang kalau android gak di root'.
Penutup..
Rooting android mempunyai bermacam-macam resiko yang tidak mengecewakan berbahaya. Tapi resiko ini, sebanding juga dengan laba yang akan didapatkan nantinya.
Kustomisasi yang tidak terbatas menjadi salah satu alasan kenapa root itu wajib bagi sebagian pengguna smartphone.
Tapi sekali lagi, semuanya bergantung kepada kebutuhan masing-masing.
Jika kebutuhan sehari-hari sudah cukup, maka lebih baik jangan melaksanakan root. Apalagi kalau android yang digunakan digunakan untuk pekerjaan. Resikonya jauh lebih tinggi dibanding penggunaan biasa.
Terakhir, semoga artikel ini bermanfaat dan sanggup menambah wawasan.
Sekian, terima kasih.
0 Response to "7 Resiko Root Android - Apakah Berbahaya?"
Posting Komentar